FRAKTUR FEMUR
A. ANATOMI FEMUR
Gambar 2. Anatomi Femur
Femur pada ujung bagian atasnya memiliki caput,
collum, trochanter major dan trochanter minor. Bagian caput merupakan lebih
kurang dua pertiga bola dan berartikulasi dengan acetabulum dari os coxae membentuk
articulatio coxae. Pada pusat caput terdapat lekukan kecil yang disebut fovea
capitis, yaitu tempat perlekatan ligamentum dari caput. Sebagian suplai darah
untuk caput femoris dihantarkan sepanjang ligamen ini dan memasuki tulang pada
fovea.
Bagian collum, yang menghubungkan kepala pada batang
femur, berjalan ke bawah, belakang, lateral dan membentuk sudut lebih kurang
125 derajat (pada wanita sedikit lebih kecil) dengan sumbu panjang batang
femur. Besarnya sudut ini perlu diingat karena dapat dirubah oleh penyakit.
Trochanter major dan minor merupakan tonjolan besar
pada batas leher dan batang. Yang menghubungkan dua trochanter ini adalah linea
intertrochanterica di depan dan crista intertrochanterica yang mencolok di
bagian belakang, dan padanya terdapat tuberculum quadratum.
Bagian batang femur umumnya menampakkan kecembungan ke
depan. Ia licin dan bulat pada permukaan anteriornya, namun pada bagian
posteriornya terdapat rabung, linea aspera. Tepian linea aspera melebar ke atas
dan ke bawah.Tepian medial berlanjut ke bawah sebagai crista supracondylaris
medialis menuju tuberculum adductorum pada condylus medialis.Tepian lateral
menyatu ke bawah dengan crista supracondylaris lateralis. Pada permukaan
posterior batang femur, di bawah trochanter major terdapat tuberositas
glutealis, yang ke bawah berhubungan dengan linea aspera. Bagian batang melebar
ke arah ujung distal dan membentuk daerah segitiga datar pada permukaan
posteriornya, disebut fascia poplitea.
Ujung bawah femur memiliki condylus medialis dan
lateralis, yang di bagian posterior dipisahkan oleh incisura intercondylaris.
Permukaan anterior condylus dihubungkan oleh permukaan sendi untuk patella.
Kedua condylus ikut membentuk articulatio genu. Di atas condylus terdapat
epicondylus lateralis dan medialis. Tuberculum adductorium berhubungan langsung
dengan epicondylus medialis.
B. KLASIFIKASI FRAKTUR FEMUR
Klasifikasi fraktur femur dapat
dibagi dalam :
1.
FRAKTUR COLLUM FEMUR:
Fraktur collum
femur dapat disebabkan oleh trauma langsung yaitu misalnya penderita jatuh
dengan posisi miring dimana daerah trochanter mayor langsung terbentur dengan
benda keras (jalanan) ataupun disebabkan oleh trauma tidak langsung yaitu
karena gerakan exorotasi yang mendadak dari tungkai bawah, dibagi dalam :
Ø
Fraktur intrakapsuler (Fraktur collum femur)
Ø
Fraktur extrakapsuler (Fraktur intertrochanter
femur)
2.
FRAKTUR SUBTROCHANTER FEMUR
Ialah fraktur dimana garis patahnya berada 5 cm
distal dari trochanter minor, dibagi dalam beberapa klasifikasi tetapi yang
lebih sederhana dan mudah dipahami adalah klasifikasi Fielding & Magliato,
yaitu :
Tipe 1 : garis fraktur satu level dengan trochanter minor
Tipe 2 : garis patah berada 1 -2 inch di bawah dari batas atas trochanter
minor
Tipe 3 : garis patah berada 2 -3 inch di distal dari batas atas
trochanterminor
3.
FRAKTUR BATANG FEMUR (dewasa)
Fraktur batang
femur biasanya terjadi karena trauma langsung akibat kecelakaan lalu lintas
dikota kota besar atau jatuh dari ketinggian, patah pada daerah ini dapat
menimbulkan perdarahan yang cukup banyak, mengakibatkan penderita jatuh dalam
shock, salah satu klasifikasi fraktur batang femur dibagi berdasarkan adanya
luka yang berhubungan dengan daerah yang patah. Dibagi menjadi :
Ø
Tertutup
Ø
Terbuka, ketentuan fraktur femur terbuka bila
terdapat hubungan antara tulang patah dengan dunia luar dibagi dalam tiga
derajat, yaitu ;
·
Derajat I : Bila terdapat hubungan dengan dunia
luar timbul luka kecil, biasanya diakibatkan tusukan fragmen tulang dari dalam
menembus keluar.
·
Derajat II : Lukanya lebih besar (>1cm) luka
ini disebabkan karena benturan dari luar.
·
Derajat III : Lukanya lebih luas dari derajat
II, lebih kotor, jaringan lunak banyak yang ikut rusak (otot, saraf, pembuluh
darah)
4.
FRAKTUR BATANG FEMUR (anak – anak)
5.
FRAKTUR SUPRACONDYLER FEMUR
Fraktur
supracondyler fragment bagian distal selalu terjadi dislokasi ke posterior, hal
ini biasanya disebabkan karena adanya tarikan dari otot – otot gastrocnemius,
biasanya fraktur supracondyler ini disebabkan oleh trauma langsung karena
kecepatan tinggi sehingga terjadi gaya axial dan stress valgus atau varus dan
disertai gaya rotasi.
6.
FRAKTUR INTERCONDYLAIR
Biasanya fraktur
intercondular diikuti oleh fraktur supracondular, sehingga umumnya terjadi
bentuk T fraktur atau Y fraktur.
7.
FRAKTUR CONDYLER FEMUR
Mekanisme
traumanya biasa kombinasi dari gaya hiperabduksi dan adduksi disertai dengan
tekanan pada sumbu femur keatas.
C. FRAKTUR SUPRAKONDILER FEMUR DAN FRAKTUR
INTERKONDILER
Daerah suprakondiler adalah daerah antara batas proksimal kondilus femur
dan batas metafisis dengan diafisis femur. Fraktur suprakondiler femur sering
bersama-sama dengan fraktur interkondiler yang memberikan masalah pengelolaan
yang lebih kompleks.
Klasifikasi menurut Neer,
Grantham, Shelton (1967) :
1.
Tipe
I ; fraktur suprakondiler dan kondiler bentuk T.
2.
Tipe
IIA ; fraktur suprakondiler dan kondiler dengan sebagian metafisis (bentuk Y).
3.
Tipe
IIB ; sama seperti IIA tetapi bagian metafisis lebih kecil.
bila orang mengalami fraktur femur,tindakan pada awal yang harus kta lakukan itu apa?
BalasHapuskira-kira berapa lama penyembuhan itu terjadi seperti sedia kala..
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus