PENGERTIAN
Hernia nucleus pulposus (HNP),
dalam bahasa awam sering disebut Urat terjepit atau saraf
terjepit, adalah suatu keadaan dimana terjadi penonjolan nucleus
pulposus (suatu materi lunak yang menyusun) pada diskus intervertebralis
(persendian pada tulang belakang) atau terlepasnya sedikit dari nucleus
pulpusus ke dalam kenalis vertebralis.
PENYEBAB
Faktor-faktor
yang menyebabkan timbulnya HNP
1.
Aliran darah ke discus berkurang
2.
Beban berat, Posisi tidur yang salah, Merokok
3.
Ligamentum longitudinalis posterior menyempit
Jika beban pada discus bertambah, annulus fibrosus tidak kuat menahan
nucleus pulposus (gel) akan keluar, akan timbul rasa nyeri oleh karena gel yang
berada di canalis vertebralismenekan radiks.
DIAGNOSA
Anamnesa
:
Adanya nyeri di pinggang bagian bawah yang menjalar ke bawah (mulai dari
bokong, paha bagian belakang, tungkai bawah bagian atas). Dikarenakan mengikuti
jalannya N. Ischiadicus yang mempersarafi kaki bagian belakang.
Ø
Nyeri mulai dari pantat, menjalar kebagian
belakang lutut, kemudian ke tungkai bawah. (sifat nyeri radikuler).
Ø
Nyeri semakin hebat bila penderita mengejan,
batuk, mengangkat barang berat.
Ø
Nyeri bertambah bila ditekan antara daerah
disebelah L5 – S1 (garis antara dua krista iliaka).
Ø
Nyeri Spontan
Sifat nyeri adalah khas, yaitu dari posisi
berbaring ke duduk nyeri bertambah hebat.Sedangkan bila berbaring nyeri
berkurang atau hilang.
Pemeriksaan
:
Ø
Motoris
ü
Gaya jalan yang khas, membungkuk dan miring ke
sisi tungkai yang nyeri dengan fleksi di sendi panggul dan lutut, serta kaki
yang berjingkat.
ü
Motilitas tulang belakang lumbal yang terbatas.
Ø
Sensoris
ü
Lipatan bokong sisi yang sakit lebih rendah dari
sisi yang sehat.
ü
Skoliosis dengan konkavitas ke sisi tungkai yang
nyeri, sifat sementara.
PENGOBATAN
Perawatan utama untuk diskus hernia adalah diawali dengan istirahat
dengan obat-obatan untuk nyeri dan anti inflamasi, diikuti dengan terapi fisik.
Dengan cara ini, lebih dari 95 % penderita akan sembuh dan kembali pada
aktivitas normalnya. Beberapa persen dari penderita butuh untuk terus mendapat
perawatan lebih lanjut yang meliputi injeksi steroid atau pembedahan.
1.
Obat
Untuk penderita
dengan diskus hernia yang akut yang disebabkan oleh trauma (seperti kecelakaan
mobil atau tertimpa benda yang sangat berat) dan segera diikuti dengan nyeri
hebat di punggung dan kaki, obat pengurang rasa nyeri dan NSAIDS akan
dianjurkan (MIS : fentanyl).
Jika terdapat kaku
pada punggung, obat anti kejang, disebut juga pelemas otot, biasanya diberikan.
Kadang-kadang, steroid mungkin diberikan dalam bentuk pil atau langsung ke
dalam darah lewat intravena. Pada pasien dengan nyeri hebat berikan analgesik
disertai zat antispasmodik seperti diazepam. NSAID Nebumeton yang merupakan pro
drugs dan efek sampingnya relatif lebih sakit, terutama efek sampingnya relatif
lebih sakit, terutama efek samping terhadap saluran cerna, dengan dosis 1 gram
/ hari. Pemakaian jangka panjang biasanya terbatas pada NSAID’S, tapi
adakalanya narkotika juga digunakan (jika nyeri tidak teratasi oleh NSAID’S).
untuk orang yang tidak dapat melakukan terapi fisik karena rasa nyeri, injeksi
steroid di belakang pada daerah herniasi dapat sangat membantu mengatasi rasa
sakit untuk beberapa bulan. Dan disertai program terapi rutin. Muscle relexant
diberikan parenteral dan hampir selalu secara IV (IntraVena).
Ø
D-tubokurarin klorida
Ø
Metokurin yodida
Ø
Galamin trietyodida
Ø
Suksinilkolin klorida
Ø
Dekametonium
Derajat relaksasi otot dapat diatur dengan kecepatan infuse
Ø
Transkuilizer
2.
Fisioterapi
Ø
Tirah baring (bed rest) 3 – 6 minggu dan maksud
bila anulus fibrosis masih utuh (intact), sel bisa kembali ke tempat semula.
Ø
Simptomatis dengan menggunakan analgetika,
muscle relaxan trankuilizer.
Ø
Kompres panas pada daerah nyeri atau sakit untuk
meringankan nyeri.
Ø
Bila setelah tirah baring masih nyeri, atau bila
didapatkan kelainan neurologis, indikasi operasi.
Ø
Bila tidak ada kelainan neurologis, kerjakan
fisioterapi, jangan mengangkat benda berat, tidur dengan alas keras atau
landasan papan.
Ø
Fleksi lumbal
Ø
Pemakaian korset lumbal untuk mencegah gerakan
lumbal yang berlebihan.
Ø
Jika gejala sembuh, aktifitas perlahan-lahan
bertambah setelah beberapa hari atau lebih dan pasien diobati sebagai kasus
ringan.
3.
Operasi
Operasi lebih
mungkin berhasil bila terdapat tanda-tanda obyektif adanya gangguan neurologis.
Penderita yang telah didiagnosa HNP. Maka terapi konservatiplah yang harus
diselenggarakan. Bilamana kasus HNP masih baru namun nyerinya tidak tertahan
atau defisit motoriknya sudah jelas dan mengganggu, maka pertimbangan untuk
operasi atau tidak sebaiknya diserahkan kepada dokter ahli bedah saraf. Faktor
sosio ekonomi yang ikut menentukan operasi secepatnya atau tidak ialah profesi
penderita. Seorang yang tidak dapat beristirahat cukup lama karena persoalan
gaji dan cuti sakit, lebih baik menjalani tindakan operatif secepat mungkin
daripada terapi konservatif ynag akan memerlukan cuti berkali-kali. Bilamana
penderita HNP dioperasi yang akan memerlukan harus dibuat penyelidikan
mielografi. Berdasarkan mielogram itu dokter ahli bedah saraf dapat memastikan
adanya HNP serta lokasi dan ekstensinya. Diskografi merupakan penyelidikan
diskus yang lebih infasif yang dilakukan bilamana mielografi tidak dapat
meyakinkan adanya HNP, karena diskrografi adalah pemeriksaan diskus dengan
menggunakan kontras, untuk melihat seberapa besar diskus yang keluar dari
kanalis vertebralis.
Diskectorny
dilakukan untuk memindahkan bagian yang menonjol dengan general anesthesia.
Hanya sekitar 2 – 3 hari tinggal di rumah sakit. Akan diajurkan untuk berjalan
pada hari pertama setelah operasi untuk mengurangi resiko pengumpulan darah. Untuk
sembuh total memakan waktu beberapa minggu. Jika lebih dari satu diskus
yang harus ditangani jika ada masalah lain selain herniasi diskus. Operasi yang
lebih ekstensif mungkin diperlukan. Dan mungkin memerlukan waktu yang lebih
lama untuk sembuh (recovery). Pilihan operasi lainnya meliputi mikrodiskectomy,
prosedur memindahkan fragmen of nucleated disk melalui irisan yang sangat kecil
dengan menggunakan – ray dan chemonucleosis.
Chemonucleosis meliputi
injeksi enzim (yang disebut chymopapain) ke dalam herniasi diskus untuk
melarutkan substansi gelatin yang menonjol. Prosedur ini merupakan salah satu
alternatif disectomy pada kasus-kasus tertentu.
LARANGAN
1.
Peregangan yang mendadak pada punggung
2.
Jangan sekali-kali mengangkat benda atau sesuatu dengan
tubuh dalam keadaan fleksi atau dalam keadaan membungkuk.
3.
Hindari kerja dan aktifitas fisik yang berat untuk
mengurangi kambuhnya gejala setelah episode awal.
SARAN YANG HARUS DIKERJAKAN
1.
Istirahat mutlak di tempat tidur, kasur harus yang
padat. Diantara kasur dan tempat tidur harus dipasang papan atau “plywood” agar
kasur jangan melengkung. Sikap berbaring terlentang tidak membantu lordosis
lumbal yang lazim, maka bantal sebaiknya ditaruh di bawah pinggang. Orang sakit
diperbolehkan untuk tidur miring dengan kedua tungkai sedikit ditekuk pada sendi
lutut. Bilamana orang sakit dirawat di rumah sakit, maka sikap tubuh waktu
istirahat lebih enak, oleh karena lordosis lumbal tidak mengganggu tidur
terlentang jika fleksi lumbal dapat diatur oleh posisi tempat tidur rumah
sakit.
2.
Istirahat mutlak di tempat tidur berarti bahwa orang
sakit tidak boleh bangun untuk mandi dan makan. Namun untuk keperluan buang air
kecil dan besar orang sakit diperbolehkan meninggalkan tempat tidur. Oleh
karena buang air besar dan kecil di pot sambil berbaring terlentang justru membebani
tulang belakang lumbal lebih berat lagi.
3.
Analgetika yang non adiktif perlu diberikan untuk
menghilangkan nyeri.
4.
Selama nyeri belum hilang fisioterapi untuk mencegah
atrofi otot dan dekalsifikasi sebaiknya jangan dimulai setelah nyeri sudah
hilang latihan gerakan sambil berbaring terlentang atau miring harus diajurkan.
5.
Traksi dapat dilakukan di rumah sakit dengan fasilitas
yang sesuai dapat dilakukan “pelvic traction”, alat-alat untuk itu sudah
automatik. Cara “pelvic traction”, sederhana kedua tungkai bebas untuk bergerak
dan karena itu tidak menjemukan penderita. Maka pelvic traction dapat dilakukan
dalam masa yang cukup lama bahkan terus-menerus. Latihan bisa dengan melakukan
flexion excersise dan abdominal excersise.
6.
Masa istirahat mutlak dapat ditentukan sesuai dengan
tercapainya perbaikan. Bila iskhilagia sudah banyak hilang tanpa menggunakan
analgetika, maka orang sakit diperbolehkan untuk makan dan mandi seperti biasa.
Korset pinggang atau griddle support sebaiknya dipakai untuk masa peralihan ke
mobilisasi penuh.
7.
Penderita dapat ditolong dengan istirahat dan
analegtika antirheumatika serta nasehat untuk jangan sekali-kali mengangkat
benda berat, terutama dalam sikap membungkuk. Anjuran untuk segera kembali ke
dokter bilamana terasa nyeri radikuler penting artinya. Dengan demikian ia
datang kembali dan “sakit pinggang” yang lebih jelas mengarah ke lesi
diskogenik.
DAFTAR PUSTAKA
Snell, Richard S, Anatomi Klinik Untuk Mahasiswa Kedokteran,
EGC, Jakarta, 1997, hal; 220;224;244-246.
Fakultas
Kedokteran UI, Kapita Selekta Kedokteran
Jilid 2, Media Acsculapius, Jakarta 2000, hal; 54-57.
Atlas Anatomi Manusia, Sobotta Jilid 2,
EGC, Jakarta 2000, hal;24.
Chandra, B, Neurologi Klinik, FK Unair, Surabaya,
hal;178.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar