Iklan Mini AnitaTridianto

Kamis, 16 Februari 2012

RJP

RESUSITASI JANTUNG-PARU (RJP)


1.   Langkah-langkah yang haurs diambil pada sebelum memulai RJP : ( American Heart association)
a.         Tentukan tingkat kesadaran (respon penderita) :
Dilakukan dengan menggoyang penderita, bila penderita menjawab, maka ABC dalam keadaan baik.
b.         Panggil bantuan
bila petugas sendiri, maka jangan mulai RJP sebelum memanggil bantuan,
c.         Posisi Penderita
Penderita harus dalam keadaan terlentang, bila dalam keadaan telungkup penderita di balikkan.
d.        Periksa pernafasan
Periksa dengan inspeksi, palpasi dan aiskultasi. Pemeriksan ini paling lama 3-5 detik.
Bila penderita bernafas penderita tidak memerlukan RJP
e.         Berikan pernafasan buatan 2 kali.
Bila pernafasan buatan pertama tidak berhasil, maka posisi kepala diperbaiki atau mulut lebih dibuka. Bila pernafasan buatan kedua tidak berhasil (karena resistensi/tahanan yang kuat), maka airway harus dibersihkan dari obstruksi ( heimlich manouvre, finger sweep)
f.          Periksa pulsasi a, karotis (5-10 detik)
Bila ada pulsasi, dan penderita bernafas, dapat berhenti
Bila ada pulsasi dan penderita tidak bernafas diteruskan nafas buatan
Bila tidak ada pulsasi dilakukan RJP




2.        Tehnik Resusitasi jantung paru (Cardiopulmonary Resusitation)
RJP dapat dilakukan oleh 1 atau 2 orang.
a.         Posisi penderita
penderita dalam keadaan terlentang pada dasar yang keras (lantai, backboard,short spine board).
b.         Posisi petugas
posisi petugas berada setinggi bahu penderita bila akan melakukan RJP 1 orang, bila penderita dilantai, petugas berlutut seinggi bahu, disisi kanan penderita. Posisi paling ideal sebenernya adalah dengan ‘menunggangi’ penderita, namun sering dapat diterima oleh keluarga penderita.
c.         Tempat kompresi
Tepatnya 2 inci diatas prosesus xifoideus pada tengah sternum.
Jari-jari kedua tangan dapat dirangkum, namun tidak boleh menyinggung dada penderita.
Pada bayi tekanan dilakukan dengan 2 atau 3 jari, pada garis yang menghubungkan kedua putting susu
d.        Kompresi
Dilakukan dengan meluruskan siku, beban pada bahu, bukan pada siku.
Kompresi dilakukan sedalam 3-5 cm. cara lain untuk memeriksa pulsasi a, karotis yang seharusnya ada pada setiap kompresi.
e.         Perbandingan Kompresi-Ventilasi
Pada dewasa (2 dan 1 petugas) 30 : 2 anak, maupun bayi, perbandingan kompresi-ventilasi adalah 15: 2, ini akan menghasilkan kurang lebih 12 kali ventilasi setiap menitnya, pada dewasa dalam satu menit dilakukan 5 siklus.
f.          Memeriksa pulsasi dan pernafasan
Pada RJP 1 orang, pemeriksaan dilakukan setiap 4 siklus (setiap 1 menit).
Pada RJP 2 orang, petugas yang melakukan ventilasi dapat sekaligus pemeriksaan pulsasi karotis, setiap beberapa menit dapat dihentikan RJP untuk memeriksa apakah denyut jantung sudah kembali.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam melakukan ABC RJP tersebut adalah,
·           RJP jangan berhenti lebih dari 5 detik dengan alasan apapun
·           Tidak perlu memindahkan penderita ke tempat yang lebih baik, kecuali bila ia sudah stabil
·           Jangan menekan prosesus xifoideus pada ujung tulang dada, karena dapat berakibat robeknya hati
·           Diantara tiap kompresi, tangan harus melepas tekanan tetapi melekat pada sternum, jari-jari jangan menekan iga korban
·           Hindarkan gerakan yang menyentak. Kompresi harus lembut, teratur dan tidak terputus
·           Perhatikan komplikasi yang mungkin karena RJP
Tanda-tanda keberhasilan tehnik RJP :
Nadi karotis mulai berdenyut, pernafasan mulai spontan, kulit yang tadinya berwarna keabu-abuan mulai menjadi merah. Bila denyut karotis sudah timbul teratur, maka kompresi dapat di hentikan tetapi pernafasan buatan tetap diteruskan sampai timbul nafas spontan.
g.         Menghentikan RJP
Bila RJP dilakukan dengan efektif, kematian biologis akan tertunda.
RJP harus dihentikan tergantung pada :
·           lamanya kematian klinis
·           prognosis penderita (ditinjau dari penyebab henti jantung)
·           penyebab henti jantung (pada henti jantung karena minimal listrik 1 jam)
·           sebaiknya keputusan menghentikan RJP diserahkan kepada dokter.
h.         Komplikasi RJP
·           Patah tulang iga, sering terjadi terutama pada orang tua. RJP tetap diteruskan walaupun terasa ada tulang yang patah. Patah tulang iga mungkin terjadi bila posisi tangan salah
·           Perdarahan pada perut, disebabkan karena robekan hati atau limpa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar