Iklan Mini AnitaTridianto

Selasa, 31 Januari 2012

Lembar Pendahuluan CA Gaster

Januari, 31 2012 anitatridianto@yahoo.co.id >>> Laporan Pendahuluan CA Gaster

CA GASTER


2.1  Landasan Teori Ca Gaster
2.1.1   Konsep Dasar Medis
1)     Pengertian
Suatu keadaan dimana sel tumor pada mukosa lambung dengan erosi-erosi mungkin berdarah, sering kali nyeri epigastrum tiba-tiba hematemesis (Kapita selekta kedokteran, 1982 : 65).
2)     Etiologi
Disebabkan oleh kuman-kuman (misalnya pada pneumonia), virus (influensa, varioa, morbili dan lain-lain) atau karena pengaruh makan-minuman (bahan-bahan kimia arsen, plumbun, obat-obatan yang mengandung salisilat, asam basa kuat, KmnO4 dan lain-lain).
3)     Klasifikasi Ca Gaster (Soeparman, 1999. Ilmu Penyakit Dalam)
Tumor gaster dapat dibagi 2 kelompok, yaitu :
(1)      Tumor jinak
-     Tumor jinak epitel
Biasa berbentuk polip dan dibagi atas :
·        Tumor jinak adenoma
Terdapat batas pada lambung, didapatkan pada 1% dari pasien yang dilakukan pemeriksaan radiologi dan endoskopi, lebih banyak pada  pria usia dewasa, umumnya tanpa keluhan, kadang-kadang timbul perdarahan sampai anemia.
·        Adenoma hiperplastik
Pada gastritis atropik kronik pembukaan mukosa dan alveolar berubah menjadi hiperplasi. Bentuknya dapat berupa sesile atau discrete.adenoma heterotropik
*         Anomali pankreas paling sering didapatkan kira-kira 0,5% dari autopsi. Lebih sering pada pria 22-23 tahun, lokasi terbanyak pada daerah antrum dan pilorus.
*         Bruninoma
Biasanya ditemukan di daerah bulbus duodeni dan pada pemeriksaan radiollogis didapatkan polip multipel dan kadang-kadang didapatkan di daerah polorus dan antrum.        
-     Tumor jinak non epitel
Sering menimbulkan komplikasi berupa ulserasi dan perdarahan :
·        Tumor neurogeni :
Sering didapatkan sebagai schannoma yang tumbuh dalam sub mukosa dan menonjol ke dalam lumen. Biasanya ukuran tumor beberapa cm, dapat terjadi ulserasi dan perdarahan.
·        Leimioma
Sering didapatkan pada pasien dewasa autopsi. Biasanya tunggal dengan diameter 2 cm di daerah antrum dan pilorus dapat menyebabkan hipertropik pilorus stenosis.
·        Fibroma
Pada kombinasi dengan tumor lain seperti neurofibroma, miofibroma, lipofibroma dan lain-lain. Gejala yang sering timbul adalah perdarahan dan rasa nyeri.
·        Lipoma
Pada autopsi lebih kurang 0,03%, tumbuh di dalam sub mukosa dengan keluhan rasa nyeri dan kadang-kadang ada perdarahan.
(2)      Tumor ganas
-     Early gastric cancer
Berdasarkan hasil pemeriksaan radiologi, gastrokopi, dan pemeriksaan hispatologis dapat terbagi atas :
·        Tipe I (protunded type)
Tumor ganas yang menginvasi hanya terbatas pada mukosa dan sub mukosa yang berbentuk polipoid. Bentuknya irreguler permukaan dengan atau tanpa ulserasi.
·        Tipe II (superfisial type)
Dibagi 3 sub type :
*         Elevated type
Tampak sedikit elevasi mukosa lambung. Hampir seperti tipe I, terdapat sedikit elevasi dan lebih meluas dan melebar.
*         Flat type
Tidak terlihat elevasi atau epresi pada mukosa dan hanya terlihat perubahan pada warna mukosa.
*         Depressed type
Didapatkan yang ireguler dan pinggir tidak rata, hiperemik.
-     Advanced gastric cancer
Menurut klasifikasi Borrman dapat dibagi atas :
·        Borrman I
Berupa polippoid karsinoma yang sering disebut fungating dan mukosa di sekitar tumor atropik dan ireuler.
·        Borrman II
Non infiltrating carcinonatus ulcer dengan tepi ulkus serta mukosa selitarnya  menonjol dan disertai nodular.
·        Borrman III
Berupa infiltrating carcinomatus ulcer, ulkusnya mempunyai dinding dan terlihat adanya infiltrasi progresif dan difus.
·        Borrman IV
Berupa bentuk difuse infiltrating type, tidak terlihat batas tegas pada dinding dan infiltrasi difus pada s eluruh mukosa.
4)     Patofisiologi


5)     Penatalaksanaan
(1)      Diet lunak, diberikan sedikit-sedikit tetapi sering. Hindari bahan-bahan yang merangsang seperti alkohol, bumbu dapur, dan lain-lain.
(2)      Berikan antasid, kecuali pada gastritis hipertropik dan atropi gaster. Kini gastritir hipertropik dan atropi gaster dihubungkan dengan proses auto imun dan adanya anemia  permisiosa, karena itu pada kasus ini diberikan kortikosteroid, vitamin b 12, bisa juga diberi seperti asam glutamat, HCl, julapamin, enzim-enzim lambung.
(3)      Bila rasa nyeri tidak hilang dengan antasid, berikan oksitosin tablet 15 menit sebelum makan.
(4)      Pembedahan, jika penyakit tanda menunjukkan tanda penyebaran, pilihan terbaik adalah pembedahan. Walaupun telah terdapat daerah sebar, pembedahan masih dilakukan sebagai tindakan paliatif. Reseksi kuratif akan berhasil bila tidak ada tanda-tanda metastasis di tempat lain, tidak ada sisa Ca pada irisan lambung, reseksi jaringan sekitar yang terkena, dari pengambilan kelenjar limfe secukupnya.
(5)      Kemoterapi, pada tumor ganas gaster dapat dilakukan kombinasi kemoterapi. Diantara obat yang digunakan adalah 6 Fu, trimetiexote, mitomisin C, hidro urea, dan karmisetin dengan hasil 18%-30%, kombinasi terapi telah memberikan hasil lebih baik sekitar 3%. Regimen FAM (5 Fu, doksorubisin, mitocin C), kombinasi lain yang digunakan adalah EAP) Etoposid, doksorubisin, sisplatin).
(6)      Pengobatan radiasi
Pengobatan dengan radiasi memperlihatkan kurang berhasil.

2.1.1.1  Konsep Dasar asuhan Keperawatan
1)     Pengkajian
(1)    Biodata
Jenis kelamin, ♀ ♂, suku bangsa :
Tumor jinak banyak ditemukan pada dewasa diatas 55 tahun.
(2)    Keluhan utama
Mual, muntah dan anoreksia.
(3)    Riwayat penyakit dahulu
Mempunyai golongan darah A dan faktor infeksi H. pylori (Doengoes 2001, 153)
(4)    Riwayat penyakit keluarga
Dalam garis keluarga bergolongan darah A.
(5)    ADL
-         Pola Nutrisi
Anoreksia, disfagia, nausea, keluhan saluran cerna, penurunan BB karena intake kalori menurun dan rendahnya penyerapan zat gizi.
-         Pola Eliminasi
Konstipasi, penurunan frekuensi Bak karena intake yang berkurang
-         Pola akivitas
Ketidakmampuan untuk latihan dan aktivitas rutin, kesulitan melakukan aktivitas sehari-hari.
-         Pola personal hygiene
Ketidakmampuan untuk memenuhi secara mandiri
2)     Pemeriksaan fisik
(1)    Cardiovaskuler : tachicardia, aritmia, distensia vena jugularis, pulse lemah, letus cordis.
(2)    Neurologi : mudah tersinggung/ marah, bingung.
(3)    Gastrointestinal : distensi abdomen, mual, nyeri pada gaster
(4)    Renal : penurunan turgor kulit
(5)    Renal : penurunan urin out put.
(6)    Paru : Sesak nafas
(7)    Integumen : penurunan turgor kulit.
(8)    Muskuloskeletal : lemas, tidak bertenaga, kekuatan, otot menurun.
3)   Pemeriksaan laboratorium  (1) Pemeriksaan radiologi
Pemeriksaan radiologi yang penting adalah kontra; ganda dengan berbagai pcsisi sepcrti terlentang, tengkurap, ablik yang disertai dengan kompresi.
(2) Gastroskopi dan biopsi
Gastroskopi untuk menentukan adanya tumor gaster. Biopsi ditemukan 94% pasien dengan tumor gaster ganas, sedangkan dengan sitologi lavase hanya ditemukan 50%.
(3) Pemeriksaan darah pada tinja.
Perlu dilakukan tes benzidin untuk menentukan darah da.lam tinja.
(4) Sitologi
Pemeriksaan papanicolou dari cairan lambung dapat memastikan tumor ganas lambung dengan hasil 80-90%. Tentu pemeriksaan ini perlu dilengkapi dengan pemeriksaan gastroskopi dan biopsi.
4)      Diagnosa keperawatan (Doengoes, 2001)
(1)    Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang kurang.
(2)    Nyeri akut berhubungan dengan iritasi pada mukosa gaster.
(3)    Ketakutan berhubungan dengan perubahan status kesehatan.
(4)    Kurang pengetahuan tentang proses penyakit berhubungan dengan kurang informasi
5)   Intervensi
(1) Diagnosa keperawatan I
-          Tujuan : pemenuhan kebutuhan nutrisi.
-          Kriteria hasil : peningkatan BB, intoleruasi diet yang dianjurkan.
-          Intervensi
•     Umur masukan diet harian dengan jumlah kalori.
R / Memberikan informasi tentang kebutuhan pemasukan.
·      Bantu dan dorong pasien untuk makan, jelaskan alasan tipe diet beri pasien diet makan bila pasien mudah lelah.
R / diet yang tepat penting untuk penyembuhan.
·      Berikan makanan halus hindari makanan kasar sesuai indikasi.
R / Perdarahan dari varises esofagus dapt terjadi pada serosis berat.
·      Berikan makanan sedikit dan sering.
R / Buruknya   toleransi   terhadap   makanan   banyak   mungkin berhubungan dengan peningkalan tekanan intra abdomen.
·      Berikan peratan mulut sebelum makan.
R/ Pasien cenderung mengalami luka gusi dan tidak ada rasa tidak enak.
(2)  Diagnosa keperawatan 2
-          Tujuan : mengatakan nyeri hilang.
-          Kriteria hasil : menunjukkan postui tubuh rileks dan mampu tidur atau istirahat dengan tenang.
-          Intervensi:
•     Catat keluhan nyeri, lokasi, lama, intensitas.
R / Memaatau mendiagnosa etiologi perdarahan dan komplikasi.
•     Kaji ulang faktor yang meningkatkan atau menurunkan nyeri.
      R. / Membantu dalam membuat diagnosa dan kebutuhan terapi.
•     Berikan makanan sedikit tapi sering.
R. / Merangsang agar man makan tanpa merangsang nyeri.
•    Identifikasi dan batasi makanan yang menimbulkan ketidaknyamanan.
R/ Mengetahui tentang adaptif makanan.
•    Bantu latihan rentang gerak aktif/pasif
          R / Menurunkan kekakuan sendi, meminimalkan nyeri:
(3) Diagnosa Keperawatan 3
-          Tujuan : menyatukan rentang perasaan yang tepat.
-          Kriteria hasil : menunjukkan rileks dan laporan ansietas menurun
sampai tingkat perasaan yang tepat.
-          Intervensi
·         Catat petunjuk perilaku contoh gelisah, madah terangsang, kurang
kontak mata.
R/ Indikator derajat takut yang dialami pasien.
·         Dorong pernyataan takut dan ansietas, berikan umpan balik.
R /  Membuat hubungan terapeutik.


DAFTAR PUSTAKA

Dongoes, ME (1999), Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi ke 3, Penerbit Buku Kedokteran, EGC, Jakarta.

Soeparman (1999), Ilmu Penyakit Dalam, Jilid II, Balai Pustaka, Penerbit FKUI, Jakarta.

Sylvia Anderson (1996), Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Alih Bahasa, Adi Dharma, Edisi II.

3 komentar: